Rabu, 05 September 2012
jika saja aku mampu membaca matamu yang tak sekalipun berkedip memandang
kalau saja kau bisa membaca tanda. atau jika saja aku mampu membaca matamu yang tak sekalipun berkedip memandang. mungkin kita mampu menarik kesimpulan tanpa terlebih dahulu berpura pura lalu terluka.
jika saja sewaktu lahir ibu tidak pernah tau tentang dongeng cinderela dan putri salju atau ayah bukanlah seorang buron kehidupan. mungkin aku bisa mencintaimu lebih tulus. mungkin aku bisa menyuguhi mu hidangan 'aku'. dan kita bisa membuat dongeng kita sendiri dan membukukannya sendiri di ingatan lalu memamerkannya ke kehidupan.
jika saja mampu kuhitung berapa butir cinta yang mampu kuberikan di kehidupan pertama ini. mungkin aku telah kehabisan peluru, karena semua nya tengah bersarang di jantungmu.
tapi kita bukan pendongeng. kita bukan penyair. kita bukan bala kehidupan. kita hanya bagian tidak singkron dari papahan-papahan kecil cerita Tuhan. kita mengarang karangan yang akhir cerita nya telah terlebih dahulu ditentukan. kita mungkin tidak boleh bahagia, karena mungkin kita tidak berperan sebagai si yang bahagia. kita mungkin saja adalah prajurit yang terjatuh ke dalam jurang di balik hutan belum bernama dengan tiga peluru bersarang di dada. atau kita mungkin yang menghitung kembang di tanah lapang dimana tubuh tubuh terdahulu terkubur dingin. atau kita mungkin para penghuni kereta malam. menuju suatu tempat untuk kembali lagi ke kereta yang sama, sekedar melelapkan siang tadi yang terlalu terik, yang terlalu kering di lidah dan terlalu basah di kulit.
maka jika saja aku mampu membaca matamu yang tak sekalipun berkedip memandang. kita pasti masih baik-baik saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mantabbbsss
BalasHapusmakasih.. :)
BalasHapus