Aku menutup satu hinaan merah dengan kecut sabit di ujung bibir. Bukan, bukan untuk menghilangkan penat.
Tapi untuk menambal goresan yang kemarin tak sengaja kuukir.
Tajam, pasti.
Bukan pilihan
Tak tertulis untuk formalitas yang lebih diakui orang 'atas'.
Tapi terijin dengan satu lambaian tangan tak sengaja.
Ketaksengajaan yang berujung goresan itu.
Tajam, pasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar